Mustafa, Cagub Lampung Resmi Ditahan KPK?

Friday, February 16, 2018


Jum'at, 16 Februari 2018 pukul 03.41, cagub Lampung dengan no urut 4 resmi ditahan KPK.

Dua hari sebelumnya berita OTT KPK menyedot perhatian sebagian masyarakat di Lampung yang sedang menggelar rangkaian hajatan pilgub 2018.

Diawali berita tertangkapnya beberapa pejabat Lampung Tengah pada hari Rabu, 14 Februari 2018 yang diisukan termasuk di dalamnya, bupati Lampung Tengah, Mustafa, yang juga sebagai salah satu calon gubernur Lampung.

Berita terus bergulir, Rabu malam, jubir KPK membantah berita penangkapan Mustafa, diikuti beberapa klarifikasi yang beredar Kamis, dengan bukti gambar, hari itu Mustafa menghadiri acara di Bandarlampung.

Redam sejenak, sampai kemudian heboh lagi dengan berita yang muncul Jum'at pagi, dengan foto Mustofa mengenakan rompi kuning sebagai tanda resmi menjadi tahanan KPK.

Huft!

Bisa dibayangkan kondisi psikologis Mustafa? Keluarga intinya? Partai pendukung pencalonannya? team suksesnya? Simpatisan dan calon pemilih yang sudah yakin ingin memilihnya?

Tegang menanti detik-detik nasibnya sebelum keputusan Jum'at dini hari tadi. Dan sekarang?

Setiap peristiwa adalah ujian, bagi yang melakoninya juga yang menyaksikannya.

Di sinilah kualitas manusia akan ternilai. Siapakah manusia-manusia yang mudah menyerah, mencari kambing hitam untuk disalahkan, ataukah memilih untuk tegar menghadapi kenyataan, tetap maju pantang menyerah melanjutkan perjuangan dan menjadikan hambatan ini sebagai batu loncatan dalam perjuangannya.

Dalam dunia perpolitikan saat ini, sulit mengharapkan permainan yang bersih dan ideal. Tapi bukan berarti tidak ada pemain yang idealis, hanya saja, itu akan sulit terlihat karena dominasi yang menyolok dari pemain-pemain dari berbagai latar belakang dengan niat yang berbeda-beda dalam memasuki gelanggang.

Dalam sebuah permainan, pertarungan, perjuangan, tentu semua pemain berfikir dan berusaha untuk menjadi pemenang, walaupun tau bahwa peluang kalah lebih besar.

Dalam pilgub Lampung kali ini, ada 4 pasangan  yang disahkan oleh KPK sebagai calon yang akan bertarung di gelanggang. Ada 3 calon lain yang harus diperhitungkan kekuatannya untuk bisa mengungguli untuk bisa menjadi pemenang.

Begitu banyak waktu, fikiran, tenaga dan dana yang dikeluarkan untuk mengikuti pilgub, wajar kalau team pemenangan berjuang habis-habisan untuk memenangkan.

Saya ingin memilah, bagimana sikap masyarakat dalam menanggapi kasus yang menerpa salah satu cagup Lampung ini.

1. Masyarakat yang merasa tidak berkepentingan dengan kasus ini. Siapakah mereka? Mereka yang merasa tidak terkena imbas dari pilgub, siapapun yang menang, baginya tidak mempengaruhi kehidupannya. Bisa jadi mereka adalah penduduk yang tidak memahami mekanisme bagaimana sebuah kebijakan yang akan diberlakukan di masyarakat dihasilkan. Bisa juga mereka sudah muak dengan situasi perpolitikan yang jauh dari harapannya. Biasanya mereka pragmatis, mana yang menguntungkan saat ini, ambil, merasa tidak punya peran dalam memperbaiki keadaan masyarakat melalui jalur politik. Golputkah mereka? Sebagian ada, tapi tidak semua.

2. Masyarakat yang terpengaruh dengan kejadian ini. Sebelumnya sudah simpati, tetapi kejadian ini membuatnya ragu, bahkan ada yang langsung memutuskan untuk mencari pilihan yang lain. Berita itu langsung dipercaya sebagai sebuah kebenaran yang bisa dijadikan alasan untuk berpindah pilihan.

3. Masyarakat yang belum mengambil sikap, masih menunggu perkembangan. Mereka masih memberi kemungkinan bahwa apa yang diberitakan tidak persis sama dengan kondisi yang sebenarnya. Hal ini logis, melihat pengalaman dari pilgub di daerah lain yang diberitakan begitu penuh intrik, jadi sangat mungkin yang terjadi di sini tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Bukan hal yang aneh, ketika pilkada, KPK begitu rajin beraksi. Berbagai pemikiran ala film politik dan mafia menjadi bahan pertimbangannya.

4. Masyarakat yang semula mendukung, sebagian besar dari partai pendukung pasangan Mustafa-Aja. Mustafa sebagai ketua Nasdem, dengan dukungan anggota partainya dan Ahmad jazuli yang didukung penuh oleh PKS. Banyak kejadian untuk pasangan koalisi dari beberapa partai, sangat mungkin ada pendukung partainya yang tidak sreg dengan pasangan calonnya, dalam hal ini adalah PKS. Ada mungkin yang merasa kejadian ini sebagai pembenaran dari ketidak setujuannya. Melepaskan beban moralnya. Yang jadi masalah, bagaimana selanjutnya dengan pasangan yang pincang? Tentu masih menunggu, bagaimana team sukses dari partai koalisi pasangan ini bekerja siang malam, menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan, mengoptimalkan segala potensi yang ada. Ini konskuensi dari pilihan, ikut maju ke gelanggang.

Itu hitungan dan logika umum, tentu saja ada logika lain yang digunakan oleh orang-orang tertentu. Bagaimana mereka melihat dan menganalisa peristiwa dua hari ini sebagai bagian kecil dari rencana besar pihak tertentu, entah pihak yang mana dan apa kepentingan serta goal dari skenario ini.

Satu hal yang tak boleh dilupakan, bahwa ini adalah takdir yang Allah izinkan terjadinya untuk menguji, siapakah di antara hamba-hamba-Nya yang mengambil pelajaran, tetap beramal sholeh, dan berpegang teguh dalam ketaatan kepada-Nya, karena tak ada sisi hidup manusia yang bisa lepas dari kehambaannya.

Sumber gambar : Tempo.co


0 comments:

Post a Comment