Hubungan Arogansi dan Uang

Tuesday, March 13, 2018


Lagi, sebuah adegan yang dipertontonkan seorang perempuan, arogansi berlatar belakang uang.

Sedikit kronologis yang sempat saya tangkap.

Seorang perempuan nampak menuntun motor dan menabrakkannya pada tubuh seorang polantas yang berdiri di pinggir jalan. Kata pengunggah, ibu ini distop karena tidak menggunakan helm. Di rekaman itu saya tidak melihat adegan saat polisi meminta ibu itu berhenti. Kemudian pengendara itu menstandar motor dan menghampiri polisi sambil mengatakan sesuatu yang tidak begitu jelas tapi bernada omelan.

Tak dinyana, perempuan itu meraih tangan polisi dan langsung menggigitnya dengan geregetan dan agak lama, hal itu diulang lagi. Herannya, polisi tersebut tidak menarik paksa tangan yang digigit itu, beliau hanya berusaha memberi penjelasan sambil meringis.

"Harga helm berapa, ha...ha!" si ibu menjawab dengan nada membentak setengah berteriak.

Dua orang pria mendekat, sepertinya berusaha melerai, tapi si ibu seolah tidak peduli. Dia mengeluarkan dompet, menghitung uang limapuluhan ribu dan mengacung-acungkan ke wajah polisi bahkan memukul-mukulkannya ke dada pria berbadan tegap tersebut.

"Satu juta...nih, satu juta untuk beli helm, mana helmnya...mana helmnya!" si ibu terus berteriak-teriak sambil memukul-mukulkan uang itu. Kedua pria yang mendekat seakan tidak kuasa menghentikan adegan itu. Bagaimana kelanjutannya?

Sudah, hanya sampai di situ, perekam menghentikan kegiatannya.

Huft!

Ada apa ini?

Mengapa medsos diramaikan oleh viral dengan hal-hal seperti ini? Mirip-mirip, kan dengan Belajar dari Drama Pelakor kemarin?

Terlepas dari kevalidan video tersebut, apakah asli atau sudah diedit, juga apa latar belakang viralnya dua rekaman vieo tersebut, saya melihat isi materinya.

Arogansi seorang perempuan yang punya uang.

Apakah ini sebuah fenomena gunung es? Apa yang muncul dan viral di medsos merupakan gambaran pada umumnya di masyarakat? Ataukah justru ini sedang diupayakan menjadi sebuah hal yang dianggap biasa? Apakah ini sebagai sebuah upaya pengalihan isu oleh pihak tertentu?

Saya melihat karakter yang jauh dari persepsi tentang seorang perempuan yang lembut, sabar, pemalu. Saya hanya melihat dari sisi positifnya, karakter pemberani seorang perempuan untuk survive.

Misal, dua perempuan dalam dua rekaman video di atas tidak sedang memegang uang, mungkinkah bisa bersikap seperti itu?

Entahlah! Bagaimana posisi keberadaan uang di zaman ini. Seolah saya melihat, bahwa dengan adanya uang manusia bisa lebih berani, lebih percaya diri, bisa berbuat semaunya, tidak takut pada siapa saja, tidak khawatir akibat perbuatannya.

Di sisi lain, ada fenomena dimana untuk mendapatkan uang, beberapa orang rela melakukan hal-hal yang mencederai kemuliaannya sebagai manusia. Nekat melanggar hukum dan meruntuhkan harga dirinya. Seolah kata "malu" sudah tak lagi berlaku atau dialihkan maknanya.

Dalam kondisi seperti itu, mungkinkah seseorang sedang ingat mati? Ingat bahwa dirinya harus bertanggung jawab di hadapan Allah atas segala perbuatannya?

Tidak bisakah kita menghindar dari kehendak zaman, jika memang itu kehendak zaman?

Sepertinya ada yang perlu diluruskan tentang konsep uang.

Awalnya, uang merupakan alat yang dibuat untuk memudahkan urusan manusia saat membutuhkan sesuatu yang ada pada orang lain. Fungsinya sebagai alat tukar, menggantikan sistem barter/ tukar menukar barang, yang berlaku sebelumnya.

Uang mewakili karakter materi dunia yang memang digunakan manusia untuk memenuhi dan mempermudah upaya memenuhi kebutuhannya. Jadi, uang adalah alat yang sepertinya bergeser fungsi menjadi kebutuhan. Bahkan sekarang, bukan sekedar memenuhi kebutuhan tetapi sebagai lambang kesuksesan.

Saya melihat ada pergeseran nilai terjadi, dimana ukuran kesuksesan dan kehormatan seseorang bukan pada keilmuan dan karakter kepemimpinannya, tapi sebanyak apa kekayaan yang dimiliki. Seolah, apapun bisa diselesaikan atau dibeli dengan uang, bukan hanya barang, juga kehormatan.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena bisa merusak tatanan dan peradaban.

Lalu, bagaimana cara mengembalikan fungsi uang sesuai dengan yang seharusnya? Sebagai alat tukar yang memudahkan kehidupan manusia?

Semua kembali kepada penanaman konsep yang benar, karena persepsi tentang uang akan sangat berpengaruh pada sikap yang diambil.

Seseorang yang memposisikan  uang dan kekayaan adalah segalanya, maka dia akan rela mengorbankan urusan lain, apapun itu demi memperolehnya.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Thaghabun: 15) 
Sebenarnya, seberapa kita membutuhkan harta untuk memenuhi kebutuhan? 
Seberapa makanan yang mampu kita habiskan untuk kenyang dan memenuhi gizi yang dibutuhkan?
Seberapa banyak pakaian yang kita perlukan, sesibuk apapun aktivitas?
Seberapa besar tempat tidur mewah yang bisa membuat tidur nyenyak?
Seberapa besar dan banyaknya rumah yang kita perlukan untuk berlindung dari hujan dan panas?
Tetapi manusia memang memiliki potensi untuk serakah dan mengumbar hawa nafsu, sehingga mencari berlipat-lipat banyaknya dari sekedar yang dibutuhkan.
Saat manusia sudah diliputi keinginan mengikuti hawa nafsu, maka tak ada lagi rasa malu yang mampu mencegahnya mewujudkan keinginan itu.
Terkadang logika, pun dinomorsekiankan.
Dan...tak ada batas puas dalam memenuhi hawa nafsu, terus...terus...dan terus bertambah.
Yang mampu menghentikannya adalah kesadaran bahwa dirinya adalah seorang hamba Allah yang seharusnya menjalani kehidupan sesuai dengan aturan-Nya. 


0 comments:

Post a Comment